-->

Bahasa Inggris SD


Bahasa Inggris SD merupakan pendidikan dasar dan bekal bagi anak-anak Sekolah Dasar sebelum memasuki pendidikan lebih lanjut di SLTP/MTs. Bahasa Inggris SD perlu diajarkan dan dikenalkan kepada anak-anak di tingkat ini. Bahasa Inggris di SD sifatnya adalah pengenalan dan memberikan kemampuan dasar Bahasa Inggris yang mencakup aspek keterampilan listening, speaking, reading dan writing yang dikemas secara menarik dan menyenangkan.  

Inggris SD
Bahasa Inggris SD Siberuk 


Tidak adanya Bahasa Inggris di SD jelas akan memberikan dampak tidak adanya background pendidikan Bahasa Inggris anak ketika mereka memasuki SMP/MTs. Kurikulum baru di tahun 2013/2014 besar kemungkinan tidak memprioritaskan Bahasa Inggris. hanya ada 6 atau 7 mata pelajaran di SD. Bahasa Inggris di SD nantinya kemungkinan hanya dijadikan ekstrakurikuler saja. Praktis Bahasa Inggris hanya tinggal nama dan formalitas saja. Anak-anak tidak akan lagi dan jarang menerima pengajaran Bahasa Inggris.

Jika kita menengok Bahasa Inggris di tingkat Sekolah lanjutan seperti SLTP maupun MTs di sana ranahnya tidak lagi pengenalan dasar akan tetapi sudah berbasis genre-learning. Bagaimana nantinya mereka dapat mengikuti pendidikan seperti itu yang cukup sulit untuk anak-anak yang beru pertama kali belajar Bahasa Inggris. di SLTP/MTs tingkat literasi yang dicapai bukan performatif lagi tetapi sudah tingkat fungsioanal. Bagaimana anak dapat memahami dan mencapai level tersebut jika mereka blank dan tidak ada kemampuan di level performatif.

Belajar Bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lainnya lebih strategis jika diperkenalkan kepada anak sejak dini karena di masa golden age ini anak siap menerima input keterampilan dan kemampuan apa saja yang diajarkan oleh orang dewasa teramasuk salah satunya adalah kemampuan Berbahasa Inggris. Bagaimana nanti anak akan lincah Bahasa Inggrisnya jika baru dimulai dari Sekolah lanjutan, jelas mereka akan merasa kaku dan perlu adaptasi. Anak akan lebih sulit menerima input keterampilan Bahasa daripada anak-anak di Sekolah Dasar.

Alangkah bijaknya jika Bahasa Inggris sebaiknya tidak ditiadakan di lingkungan SD, Bahasa Inggris tetap ada dan menjadi prioritas sejajar dengan mata pelajaran lain. Kenapa Bahasa Inggris di SD yang sudah berjalan kesannya gagal dan memberatkan? Tidak lain adalah karena hanya dijadikan mulok sekolah, tiada kurikulum pasti dan jelas, dan Bahasa Inggris tidak diajarkan oleh tenaga professional alias diajar oleh the incompetent teachers sehingga yang bisa kita katakan adalah kegagalan. Masa golden age adalah masa yang penting dimana anak menerima input luar biasa baik dari orang-orang dewasa, lingkungan dan komponen lainnya. Kita hidup di zaman era globalisasi dimana Bahasa Inggris memegang peranan yang sangat vital. Kemampuan Bahasa Inggris mutlak kita kuasai. Bangsa Indonesia harus bisa bersaing secara global dan salah satunya adalah membenahi pendidikan Bahasa Inggris. Kita tidak mendewa-dewakan globalisasi sebagai alasan Penguasaan Bahasa Inggris. disini kita berbicara mengenai kemampuan Bahasa Inggris yang memang akan lebih baik jika diperkenalakan kepada anak sejak dini dengan penanganan dan treatment yang tepat artinya pemerintah memang memberikan kurikulum yang matang dan adanya tenaga pengajar yang berkompeten. Bahasa Inggris tidak memberatkan bagi anak, Bahasa Inggris akan fun dan menyenangkan bagi anak dan anak siap menerima kemampuan Bahasa Inggris yang akan sangat berguna bagi dirinya di masa mendatang yang penuh dengan tantangan dan persaingan global. Pengajaran Bahasa Inggris sebaiknya tetap ada dengan mata pelajaran yang lainnya. Kita tahu Bahasa kita, Bahasa nasional kita Bahasa Indonesia. Bahasa utama kita. Bahasa Indonesia tetap kita utamakan akan tetapi alangkah naifnya jika kita menyepelekan Bahasa Inggris. Bahasa Inggris juga perlu kita kuasai. Sangat tidak masuk akal jika dengan adanya kurikulum Bahasa Inggris dapat mengganggu anak didik dalam belajar Bahasa Indonesia. Dan tidak masuk akal lagi jika Bahasa Inggris dihapus dan ditiadakan di Sekolah Dasar. Tidakkah pemerintah bersikap lebih bijaksana. Bahasa Indonesia menurut pribadi penulis utama dan perlu mendapat porsi alokasi waktu yang lebih besar namun juga kita tidak memandang sebelah mata Bahasa Inggris. di SD menurut penulis sendiri Bahasa Inggris sangat penting sekali dan sebaiknya tetap ada meskipun porsi atau alokasi waktu lebih sedikit dari pada Bahasa Indonesia. Dan yang menjadi catatan penulis adalah bahwa Bahasa Inggris memerlukan konsep kurikulum pasti dan tenaga pengajar yang mumpuni tidak asal-asalah seperti yang sudah berjalan selama ini. 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

18 Responses to "Bahasa Inggris SD"

  1. Lebih baik di optimalkan dulu mengenai muatan lokal dan bahasa indonesia, setelah hal tsb beres baru bahasa asing di ajarkan

    ReplyDelete
  2. mampir ke blog sobat, sambil baca artikel yg bagus ^_^

    #Salam hangat dari Yousake NKRI

    ReplyDelete
  3. Maksih atas kunjungan dan komennya bang

    ReplyDelete
  4. Mungkin perlu kesadaran bagi tiap orang tua murid untuk lebih perhatian pada anaknya....dalam bahasa Inggris.
    terima kasih

    ReplyDelete
  5. Ya that's right mas..makasih atas kunjungannya

    ReplyDelete
  6. Apa hubungannya pelajaran bahasa inggris di sekolah dasar dengan para siswa yang melupakan bahasa nasional atau bahasa daerahnya? Apa hubungannya juga pelajaran bahasa inggris di sekolah dasar dengan pudarnya nilai-nilai tata krama yang terkandung dalam pelajaran bahasa daerah? Bahasa adalah jembatan komunikasi. Jika kemudian ada ketidak-seimbangan result antara bahasa internasional, bahasa nasional dan bahasa daerah bagi para siswa di sekolah dasar, apa yang salah sebenarnya? Apa benar bahasa inggrisnya yang salah? Begitukah? Jika iya, salah kaprah sekali cara berpikirnya. Lalu apa juga iya bahasa inggris telah membebani para siswa sekolah dasar itu? Benarkah begitu? Coba tanya ke ke mereka; ke anak-anak itu. Apa yang membuat mereka terbeban sebenarnya? Jangan-jangan mereka justru terbeban dengan pelajaran yang mengandung hafalan pasal-pasal hukum. Padahal mereka jelas-jelas masih belajar di sekolah dasar. Bukan di fakultas hukum. Belum lagi dengan cara mengajar sebagian pendidik (yang kebanyakan justru sudah pns) yang hanya kerap mengandalkan buku. Ya, sebagian mereka (atas nama pihak sekolah) bahkan bekerja sama dengan para penerbit buku untuk melariskan penjualan buku dari para pedagang kertas kemasan itu. Dan lagi-lagi, anak-anak dan para orangtuanya yang kembali jadi korban. Semua buku di kelas akhirnya menjadi seragam. Dan buku harus dibeli di sekolah dengan harga bandrol. Tak boleh beli di luar. Tak peduli bahwa di luar sekolah buku-buku tersebut bisa didapatkan dengan harga diskon 25 sampai 50 persen. Lihatlah itu semua. Apakah terlalu sulit untuk bisa memahami kenyataan yang demikian? Coba tanya sebagian guru-guru itu soal materi yang mereka ajarkan. Apapun mata pelajarannya. Jangan-jangan mereka yang justru tidak tahu apa yang mereka ocehkan dan hanya membuat anak-anak itu semakin bosan dari hari ke hari. Lalu para siswa itu menjadi lebih berinisiatif untuk mencari kesukaan lain yang lebih menarik. Ada yang kemudian suka dengan lagu-lagu orang dewasa karena lagu-lagu daerah di sekolah nyatanya tidak pernah terinovasi untuk bisa mengikuti irama kemajuan jaman. Ada yang kemudian suka dengan tayangan sinetron murahan karena di kelas nyatanya mereka sudah bosan dengan perintah dari sang guru yang acapkali menyuruh mereka untuk mencatat apa yang sudah ada di dalam buku. Atau kalau tidak, mereka disuruh mengerjakan soal yang ada di buku. Dan sementara sang guru, justru begitu asyik bermain telepon genggam atau laptopnya di belakang meja. Mungkin lebih suka fb-an, mungkin juga twiter-an. Sebab bagaimana pun itu adalah hal yang lebih menyenangkan ketimbang mengajar sampai berbusa-busa di depan anak didik. Hhh … akhir kata, renungilah semua itu sebelum mengambil sebuah keputusan. Jangan terlalu cepat membuat sebuah kesimpulan jika tidak tahu benar apa yang sebenarnya telah terjadi pada anak-anak itu. Kasihan mereka jika harus selalu menjadi obyek kelinci percobaan dari orang-orang yang hanya sekedar haus akan pencitraan. Ingat, mereka semua, adalah anak-anak masa depan negeri ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget.. pada kenyataannya siswa sd senang dan tidak merasa terbebani dengan adanya pelajaran b.inggris. tergantung bagaimana cara kita menyampaikan pelajaran.

      Delete
  7. Kenapa nggak sekalian mengisolasi diri dari dunia global saja jika bahasa Inggris dianggap sebagai beban bagi anak didik? justru kalau tidak dimulai sejak tingkat SD, anak didik ditingkat lebih lanjut akan tambah kesulitan. apalagi bahasa Inggris tingkat anak didik sekolah lanjutan bukan lagi sekedar performa, tapi sudah ke fungsional. coba bayangkan, kalau kata dasar saja mereka belum tahu, karena belum diajarkan sejak awal terus harus berkutat dengan kata-kata yang sudah tampil dalam bentuk lain dengan arti sama.(present->past tense)belum lagi kosa kata yang (mungkin) para guru bahasa Inggris sendiri masih perlu membuka kamus, bahkan kamus idiom, phrase, beserta sinonim, yang akan selalu ada pada lembar kerja mereka. kasihan kan? semestinya para pembuat aturan itu turun dulu ke lapangan, survey dengan benar, baru mencetuskan pemikiran, lalu mengambil kebijakan. jangan hanya asal menyimpulkan sesuatu dari satu kejadian, terus memutuskan kebijakan. jangan-jangan tidak jadi solving problem, tapi justru jadi trouble maker. menurut saya yang perlu dibenahi adalah SDM nya, para tenaga pengajar bahasa Inggrisnya, supaya mereka bisa membuat atmosfer positif dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris. bukan cuma di SD, SMP atau SMA pun juga perlu. peace.

    ReplyDelete
  8. Ayo gabung ke Kompetisi Cerdas Cermat Online Tingkat SD dan SMP se-Jawa Timur. Final: Februari 2013. Hadiah total belasan juta rupiah :D

    ReplyDelete
  9. thanks ya ...



    Ikuti lomba cerdas cermat online se jawa timur tingkat sd dan smp dengan hadiah jutaan rupiah dan hadiah menarik lainya, tanpa di pungut biaya sepeserpun alias gratis, untuk info lebih lanjut kunjungi di www.gameforsmart.com

    ReplyDelete
  10. menurut sya kalau mata pelajaran bahasa inggris ditiadakan,akan semakin berdampak pada kemajuan bangsa. Kita akan dinilai semakin mundur. bahasa inggris sekarang ini sangat diperlukan karna seperti kita lihat iklan2 dijalanan pun sudah memakai bahasa inggris. cuma...bahasa inggris di tingkat SD dikenalkan kosakata sederhana dalam sehari-hari,speaking,dan writing(menulis kata).
    Speaking pun tidak terlalu berat hanya perkenalan diri,waktu,dan kalimat sehari-hari. Pemerintah jg harus memikirkan guru2 bahasa inggris yg sudah bertahun-tahun mengajar kemana nantinya?????
    Satu lagi.... Anak-anak dan orangtua yang tau pentingnya bahasa inggris pasti tidak akan setuju dihapuskannya mapel Bahasa Inggris.

    ReplyDelete
  11. Penulis sependapat dengan anda. Kita hanya bisa berharap kebijakan menteri akan berubah seiring dengan pergantian Menteri lagi. Dana saya Mengharapkan Menteri yang akan datang justru akan menggalakkan Bahasa Inggris sejak dini dengan penanganan yang tepat..

    ReplyDelete

Maturnuwun geh sampun komentar ten blog kulo

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel