Alasan utama mengapa Bahasa Inggris tidak pernah sukses di Indonesia
4:55 PM
5 Comments
Apa
sih tujuan dari kita belajar Bahasa Inggris? Apa kita dikatakan berhasil
apabila kita mendapatkan nilai Bahasa Inggris 90 atau 100 mungkin? Jika iya
berarti kita sudah menguasai Bahasa Inggris. Di Indonesia belajar Bahasa
Inggris tidak lebih dari hanya mendapatkan angka, mendapatkan nilai ujian yang
memuaskan. Keberhasilan seakan-akan mutlak ditentukan oleh angka yang tertera
dalam ijazah. Banyak di antara para orang tua yang merasa senang karena
anak-anaknya mendapatkan predikat yang tinggi. Lihat saja nilai Bahasa
Inggrisnya bagus. Namun ketika ditanya dan disuruh bercakap-cakap serta
merangkai kalimat Bahasa Inggris dia bingung. Beginilah fakta yang terjadi di Negara
kita. Selama bertahun-tahun belajar Bahasa Inggris dari SD sampai perguruan
tinggi tetapi Bahasa Inggrisnya Cuma bisa yes dan no terus I love you….
Di
Indonesia, orientasi belajar Bahasa Inggris didasarkan atas nilai. Banyak
anak-anak yang dileskan di Bimbingan belajar yang terkenal tujuan utamanya
adalah supaya nilainya bagus saat di sekolah apalagi menjelang ujian sekolah.
Dari SD, SMP dan SMA lagi-lagi nilai, nilai dan nilai. Fenomena inilah yang
terjadi di Negara kita dimana mindset kita tertuju pada nilai. Tidakkah kita
menyadari betapa pentingnya belajar Bahasa Inggris yang sebenarnya. Bahwa
belajar Bahasa apa saja di dunia ini pada hakikatnya adalah supaya kita dapat
berkomunikasi dengan bahasa itu. Bahasa Inggris tidak jauh berbeda dengan
bahasa-bahasa yang lainnya. Kenapa Bahasa Inggris kita sejak dulu sampai
sekarang itu-itu saja, tidak ada peningkatan. Sia-sia saja jika kita belajar
Bahasa Inggris bertahun-tahun lamanya namun setelah kita lulus dari lembaga
pendidikan yang benama sekolah lantas good bye tiada memberi manfaat bagi kita
untuk mengaplikasikannya di dalam kehidupan kita.
Dari
dulu sampai sekarang ini kurikulum hanya sebagai formalitas saja dan di
lapangan faktanya tidak memberi kemampuan Bahasa Inggris yang signifikan. Betapa
hebatnya kurikulum didesain, namun kenyataannya hasilnya nol besar. Kita lihat
betapa di dalam kurikulum bertujuan memberikan kompetensi Bahasa Inggris dari
level terendah yaitu performative samapai level functional, informational dan
epistemic namun lagi-lagi faktanya di lapangan anak-anak, lulusan dari
masing-masing satuan pendidikan dari dasar sampai perguruan tinggi hanya
berhasil secara teori saja. Padahal kalau kita lihat betapa nilainya
bagus-bagus dan lulus dengan predikat memuaskan. Bukankah ini bertolak
belakang.
Yang
menjadi masalah inti mengapa kita gagal menguasai Bahasa Inggris adalah karena
Bahasa Inggris hanya sifatnya sebagai teori saja. Bahasa Inggris tidak lagi
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada follow up setelah anak-anak
lulus dari sekolah. Di Indonesia tidak ada sarana yang mendukung atau
lingkungan yang mendukung untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan Bahasa
Inggris. Minimnya tempat-tempat yang mendukung seperti English club, English areas.
Di Negara kita, Bahasa Inggris juga merupakan bahasa asing. Masyarakat, bangsa
Indonesia tidak menggunakan Bahasa Inggris. Bahasa Inggris, menurut hemat
penulis akan berhasil jika di Negara kita memiliki lingkungan yang mendukung
untuk mengembangkan Bahasa Inggris itu. Salah satunya adalah Bahasa Inggris
dijadikan Bahasa yang digunakan Negara setelah Bahasa Nasional dan Bahasa
daerah masing-masing. Dengan cara ini maka di Negara kita, memberikan
kesempatan kepada kita, kepada masyarakat dan bangsa untuk menggunakan Bahasa
ini secara real di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini tidak mustahil
Bahasa Inggris cepat atau lambat dapat berkembang dan tidak mustahil pula
Bangsa Indonesia dapat menguasai dan menggunakan Bahasa Inggris.
Saya sangat sependapat dengan abang,apalagi bang ya untuk kursus saja biayanya tidak murah kalau bagi yg punya uang sih ga jd soal,sedangkan disekolah guru2nya juga SEBAGIAN ada yg tidak begitu fasih,jadi betul jg kata abang bahwa di INDONESIA ga sukses untuk bahasa inggrisnya.
ReplyDeleteYa sampai kapanpun Indonesia akan seperti itu terus jika tidak ada usaha untuk perubahan. Thanks ya sudah mampir ke gubug saya.
ReplyDeleteMungkin kalau orang Inggris yang ngajar pasti sukses itu belajar bahasa Inggris di Indonesia Mas. :)
ReplyDeleteya good idea tapi biayanya mahal harus mendatangkan native speaker. sebetulnya Bahasa Inggris itu akan lebih cepat dikuasai manakala kita membiasakan berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Yang jadi masalah di sini di Indonesia lingkungan kurang mendukung...kalau di Malaysia, Singapura dan India lain lagi ceritanya, di sana akan lebih berkembang
ReplyDeleteI'm not sure coz native speaker will be better (?) Why Not? By using term "native", it's mean that we feel inferior, even un-stated. We prefer expat or expatriates, as we work with them. (ha3x) No need to blame that environment un-supported in using English.
ReplyDeleteUps. Just reference. Some items below :
We hope by attending course or others we could speak English. More high price has consequence in result. We prefer native speaker than our neighbor. We wanna to learn UK style than US style, actually we have own style. Wishing good grammar but hate to remind it. Lastly, never practice it , even alone. Thus, we love to blame than evaluate, scary to say "HI" with somebody else though learn 12 tenses.
Lovely thing, I have working partner more than state being stated above, thus we keep learning with them. Besides that we have forgotten that English as lingua franca, just a communication tool, thus use it. Besides that expats have known that we use English not so good with our mother tongue.
Greets.