Mengapa nilai Bahasa Inggris anak didik jelek?
11:21 PM
Add Comment
Diakui
atau tidak siswa-siswi kita lemah dalam mempelajari
Bahasa Inggris. Ini bisa dibuktikan dengan rendahnya nilai Bahasa Inggris
murni dari anak-anak didik kita. Biasanya nilai
PAS(Penilaian Akhir Semester) menunjukkan perolehan nilai anak yang
rata-rata di bawah KKM(Kriteria Ketuntasan Minimal). Apa yang terjadi
sebenarnya?
Mata
Pelajaran Bahasa Inggris bagi anak-anak kita kebanyakan dianggap sebagai
monster yang menakutkan. Bagaimana mereka dapat menjawab soal jika mereka
sendiri tidak mengerti atau memahami soalnya. Disadari atau tidak, anak-anak
kita lemah di dalam memahami soal yang pada akhirnya mereka menjawab soal
dengan istilah jawanya “ngawur”. Apabila menjawab soal dengan cara seperti ini
besar kemungkinan nilainya anjlok.
Belajar Bahasa Inggris itu seharusnya meneyenangkan. |
Kita
tak menyalahkan siswa-siswi kita. Ya memang begitulah belajar Bahasa asing(foreign
language) terasa sulit karena kita jarang atau hampir tidak pernah
menggunakannya. Lain halnya jika Bahasa Inggris dipergunakan dalam komunikasi
sehari-hari. Selain itu antara Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia memiliki
perbedaan yang mencolok baik dari struktur kalimatnya maupun pelafalannya.
Salah
satu penyebab permasalahan itu adalah siswa mempelajari Bahasa Inggris pada
teks tertentu, namun mereka tak diajari cara menyusun kalimat yang
grammatically correct atau secara tata bahasa benar. Guru sibuk membahas teks
tersebut. Pada kenyataannya pada saat disodori soal pertanyaan, lucunya mereka
tak mengerti maksud soal. Walaupun siswa diajari materi tertentu katakanlah
mereka belajar tentang Advertisement. Mereka sekedar mempelajari bagian-bagian
dari iklan, contoh iklan, namun pada gilirannya mereka disodori soal terkait
iklan atau advertisement. Mereka tak paham maksud dari soal tersebut. Ini
menunjukkan bahwa anak perlu diberi keterampilan, kemampuan dalam menyusun
kalimat Bahasa Inggris terutama kalimat pertanyaan seputar materi tertentu.
Misalkan guru perlu memberi materi menyusun kalimat affirmative, kalimat tanya
dengan yes no question atau dengan 5 W + 1 H (Question Words).
Ya
PR bagi para guru Bahasa Inggris tentunya. Bagaimana anak didik dapat menjawab
soal dengan benar, peserta didiknya tak paham soal yang diajukan. Anak perlu
didrill dalam memahami soal pertanyaan, mereka perlu belajar lebih memahami
struktur kaliamt, terutama kaliamt tanya yang membutuhkan jawaban informasi.
Dengan
cara tersebut diatas dapat membantu anak lebih memahami soal pertanyaan yang diajukan,
sehingga mereka minimal dapat menjawab soal tersebut dengan benar tentunya.
Selain memahami soal, siswa perlu diajari trik menjawab soal Bahasa Inggris.
Trik ini dapat membantu anak yang tidak memiliki vocab atau perbendaharaan kata
Bahasa Inggris yang sedikit sehingga blank dalam memahami soal dan pilihan
jawaban. Salah satu trik yang perlu diterapkan adalah menghubungkan antara
jawaban dengan kata atau kalimat yang terkait dengan teks atau bacaan. Cara ini
sedikit banyak dapat membantu anak dan mereka berpeluang mendapatkan nilai yang
bisa dibilang tidak jelek.
Jadi,
kesimpulannya, ada korelasi antara pemahaman soal dengan kemungkinan jawaban
benar lebih tinggi. Ketidakpahaman soal menyebabkan anak tidak dapat menjawab
dengan benar dan kemungkinan besar jawabannya salah. Nah, untuk memberikan
pemahaman anak akan suatu soal Bahasa Inggris, seorang guru Bahasa Inggris
perlu memberikan materi, drill struktur kalimat, menghafalkan atau menebak arti
atau maksud dari soal pertanyaan yang sering keluar. Jika anak sudah mulai
memahami soal maka peluang menjawab benar terbuka. Pada akhirnya nilai Bahasa
Inggris anak-anak kita akan lebih baik dan bisa mencapai minimal adalah KKM.
0 Response to "Mengapa nilai Bahasa Inggris anak didik jelek?"
Post a Comment
Maturnuwun geh sampun komentar ten blog kulo