-->

Mengapa nilai Bahasa Inggris anak didik jelek?


Diakui atau tidak siswa-siswi kita lemah dalam mempelajari Bahasa Inggris. Ini bisa dibuktikan dengan rendahnya nilai Bahasa Inggris murni dari anak-anak didik kita. Biasanya nilai PAS(Penilaian Akhir Semester) menunjukkan perolehan nilai anak yang rata-rata di bawah KKM(Kriteria Ketuntasan Minimal). Apa yang terjadi sebenarnya?

Mata Pelajaran Bahasa Inggris bagi anak-anak kita kebanyakan dianggap sebagai monster yang menakutkan. Bagaimana mereka dapat menjawab soal jika mereka sendiri tidak mengerti atau memahami soalnya. Disadari atau tidak, anak-anak kita lemah di dalam memahami soal yang pada akhirnya mereka menjawab soal dengan istilah jawanya “ngawur”. Apabila menjawab soal dengan cara seperti ini besar kemungkinan nilainya anjlok.

Anjok, turun, njeblog, jelek, nilai Bahasa Inggris, di sekolah
Belajar Bahasa Inggris itu seharusnya meneyenangkan.

Kita tak menyalahkan siswa-siswi kita. Ya memang begitulah belajar Bahasa asing(foreign language) terasa sulit karena kita jarang atau hampir tidak pernah menggunakannya. Lain halnya jika Bahasa Inggris dipergunakan dalam komunikasi sehari-hari. Selain itu antara Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia memiliki perbedaan yang mencolok baik dari struktur kalimatnya maupun pelafalannya.

Salah satu penyebab permasalahan itu adalah siswa mempelajari Bahasa Inggris pada teks tertentu, namun mereka tak diajari cara menyusun kalimat yang grammatically correct atau secara tata bahasa benar. Guru sibuk membahas teks tersebut. Pada kenyataannya pada saat disodori soal pertanyaan, lucunya mereka tak mengerti maksud soal. Walaupun siswa diajari materi tertentu katakanlah mereka belajar tentang Advertisement. Mereka sekedar mempelajari bagian-bagian dari iklan, contoh iklan, namun pada gilirannya mereka disodori soal terkait iklan atau advertisement. Mereka tak paham maksud dari soal tersebut. Ini menunjukkan bahwa anak perlu diberi keterampilan, kemampuan dalam menyusun kalimat Bahasa Inggris terutama kalimat pertanyaan seputar materi tertentu. Misalkan guru perlu memberi materi menyusun kalimat affirmative, kalimat tanya dengan yes no question atau dengan 5 W + 1 H (Question Words).

Ya PR bagi para guru Bahasa Inggris tentunya. Bagaimana anak didik dapat menjawab soal dengan benar, peserta didiknya tak paham soal yang diajukan. Anak perlu didrill dalam memahami soal pertanyaan, mereka perlu belajar lebih memahami struktur kaliamt, terutama kaliamt tanya yang membutuhkan jawaban informasi.

Dengan cara tersebut diatas dapat membantu anak lebih memahami soal pertanyaan yang diajukan, sehingga mereka minimal dapat menjawab soal tersebut dengan benar tentunya. Selain memahami soal, siswa perlu diajari trik menjawab soal Bahasa Inggris. Trik ini dapat membantu anak yang tidak memiliki vocab atau perbendaharaan kata Bahasa Inggris yang sedikit sehingga blank dalam memahami soal dan pilihan jawaban. Salah satu trik yang perlu diterapkan adalah menghubungkan antara jawaban dengan kata atau kalimat yang terkait dengan teks atau bacaan. Cara ini sedikit banyak dapat membantu anak dan mereka berpeluang mendapatkan nilai yang bisa dibilang tidak jelek.

Jadi, kesimpulannya, ada korelasi antara pemahaman soal dengan kemungkinan jawaban benar lebih tinggi. Ketidakpahaman soal menyebabkan anak tidak dapat menjawab dengan benar dan kemungkinan besar jawabannya salah. Nah, untuk memberikan pemahaman anak akan suatu soal Bahasa Inggris, seorang guru Bahasa Inggris perlu memberikan materi, drill struktur kalimat, menghafalkan atau menebak arti atau maksud dari soal pertanyaan yang sering keluar. Jika anak sudah mulai memahami soal maka peluang menjawab benar terbuka. Pada akhirnya nilai Bahasa Inggris anak-anak kita akan lebih baik dan bisa mencapai minimal adalah KKM.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Mengapa nilai Bahasa Inggris anak didik jelek?"

Post a Comment

Maturnuwun geh sampun komentar ten blog kulo

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel