Guru demokratis dambaan anak didik
7:46 PM
4 Comments
Mengajar bukan sesuatu yang mudah
juga bukan sesuatu yang sulit. Seorang guru merupakan suatu figure yang penting
bagi suatu proses belajar mengajar. Di tangan guru inilah akan ke mana suatu
pembelajaran diarahkan. Kegiatan belajar mengajar yang berjalan selama ini
menurut penulis terlalu menekan anak dimana ini justru tidak memberikan
atmosphere yang menyenangkan bagi anak didik. Bukannya anak didik berkembang
dan menikmati setiap pengajaran oleh seorang guru justru yang didapat adalah
keadaan yang tertekan.
Kampus I MTs Darul Hikmah yang nyaman |
Kenapa penulis mengatakan seperti
itu? Yang jelas model guru yang terlalu mendominasi, yang terlalu menggunakan
otoritasnya sebagai guru, dia merasa kuat merasa serba bisa dan setiap saat
dapat membentak, menyalahkan anak didik yang melakukan kesalahan. Di dalam
pengajarannya dia terlalu ketat, terlalu formal. Pengajaran yang sifatnya hanya
satu arah tiada memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk berbicara
lebih jauh, berkreasi. Selain itu guru
tersebut di dalam mengajarnya terlalu pakem hanya sebatas transfer ilmu
pengetahuan saja. Jadi di dalam mengajar itu seorang guru seharusnya dapat
memberikan suasana yang nyaman bagi anak. Guru menjadi pengayom bagi anak. Guru
bersahabat pada anak didik. Bukankah anak didik itu bukan robot bukan manusia
dewasa kecil yang dengan seenaknya kita perlakukan sesukanya. Cara yang terlalu
keras kepada anak justru akan mematikan kreatifitas anak. Apa yang disampaikan oleh
guru justru tidak akan masuk manakala seorang guru mengajar dengan keras tanpa
memperhatikan suasana kelas yang menyenangkan dan nyaman bagi anak.
Suasana demokratis dan menyenangkan
perlu diterapkan oleh seorang guru yang ingin berhasil. Di dalam kelas seorang
guru dapat berperan sebagai orang tua di kelas, sebagai pentranfer ilmu
pengetahuan, sebagai hakim, sebagai pengayom, dan siap menjadi penampung setiap
permasalahan anak didik yang dapat dipecahkan. Guru juga sebagai motivator bagi
anak. Guru yang keras dan terlalu menggunakan otoritasnya di kelas hanya akan
dibenci anak didiknya, setiap kedatangan dan kehadirannya tidak memberi
kenyamanan pada mereka. Justru mereka tidak mengharapkannya. Apakah model guru
seperti ini akan dipertahankan terus.
Guru yang demokratis akan lebih
disukai anak didik dan ini juga memberikan result yang maksimal bagi prestasi
anak-anak didiknya daripada figure guru yang keras dan dibenci anak didik. Guru
yang demokratis bukan berarti guru yang lebay, guru yang tidak tegas. Guru yang
fleksibel di dalam memberikan suasana kelas yang menyenangkan, kelas yang menjadi
rumah kedua bagi anak didiknya selain di rumah. Be a good teacher for your
students.
Ha3x...your article remind me that learning process not such pouring water to the glass but pouring water to the seed...
ReplyDeleteUps...multiple intelligence, SAVI, self digesting, bu slim n pak bill, mind mapping and so on.....years ago....
That's right pals, Welcome back to my blog again to comment... after long long time without visiting here...
ReplyDeleteHa3x we learn real conversation in ahok.org, coz much visitor come to Jokowi-Ahok office. Wish you try to make an article due online learning, real discussion. He3x... we learn little bit singlish in it.
ReplyDeleteOk,I'll try to, thanks
ReplyDelete