Disiplin itu sendiri merupakan sumber masalah bukan penyelesaian (By Alfie Kohn)
1:56 PM
2 Comments
Seringkali
kita menghadapi permasalahan di kelas kita yang membuat kita pusing karena
sikap, tingkah laku dan ulah anak-anak peserta didik kita.. Kita tidak dapat
serta merta menyalahkan semuanya kepada mereka. Yang perlu dipertanyakan adalah
kita sendiri sebagai guru, metode pengajaran kita, kurikulum kita, buku-buku,
tugas2 yang diberikan kepada siswa dan lain sebagainya. Kita menginginkan
mereka mengikuti, senang dengan cara kita mengajar, namun kenyataanya tidak
demikian.
Alfie Kohn The picture was from http://monkblogs.blogspot.com |
Kelihatannya
bagi guru enjoy dalam mengajar namun
belum tentu bagi anak yang menerima pengajaran kita. Guru perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
· Mungkin
ketika ada masalah, kita tidak seharusnya hanya fokus pada anak yang tidak
melaksanakan apa yang kita suruh, tetapi juga apa yang sedang kita minta untuk
dilaksanakan.
· Mungkin
ketika siswa sedang tidak ada tugas atau selesai melakasanakan tugas, pertanyaan
selanjutnya bukan seperti:’apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Tetapi
Tugas apa selanjutnya?”
· Ketika
siswa tidak melakasanakan tugas sebagaimana mestinya, kita seharusnya melihat
kondisi kelas kita.
Memberikaan
suasana yang kondusif, suasana aman dan nyaman di dalam kegiatan belajar
mengajar memerlukan waktu, kesabaran dan skill guru. Selanjutnya kegiatan KBM
akan selalu mengarah pada yang namanya Progam kedisiplinan yang terdiri dari
dua sisi seperti coin mata uang logam yaitu: melalui pendekatan Hukuman(Punishment/Consequences)
) dan hadiah(reward). Melalui cara ini memang dalam jangka waktu
dekat akan membuat anak tertib dan mengikuti pelajaran dengan baik akan tetapi
dua cara ini tidak memberikan nilai positif kepada anak untuk jangka panjang.
Di
dalam kelas yang menggunakan model Hukuman, sebenarnya anak kita arahkan pada
pertanyaan seperti :” apa yang diinginkan guru kepada murid dan apa yang akan
terjadi jika siswa melanggarnya?. Kemudian model yang kedua adalah mengguanakan
model Hadiah, anak diarahakan pada pertanyaan :Apa yang guru inginkan dan apa
yang akan murid peroleh jika dapat memenuhi permintaanya? Model seperti inilah
yang biasanya terjadi di kelas. Cara ini tidak tidak akan memberikan
keberhasilan jangka panjang bagi anak didik.
Di
dalam kelas seorang guru sebaiknya memberikan pendekatan/model pembelajaran
dimana kita sebagai guru dapat bekerja sama dengan anak didik, kita membantu
memfasilitasi mereka di dalam proses belajar mengajar, proses pengambilan
keputusan dan kehidupan anak secara demokratis. Kita berikan kesempatan kepada
anak-anak untuk memilih dan menentukan pilihannya. Di sini kita sifatnya tidak
menghakimi dan memerintahkan kepada anak untuk melaksanakan sesuatu.
Contoh
kasus ketika anak-anak kita selesai istirahat dan kembali ke kelas. Mungkin ada
beberapa yang datang terlambat. Kemudian kita memarahi mereka, dan mengucapkan
kata-kata yang mencemooh mereka karena telat. Cara ini tidak akan dapat
memberikan kebaikan pada anak. Cara ini lebih kepada hukuman yang meminta
ketaatan anak bukanya membantu anak berfikir melalui masalah tersebut. Ini pada
akhirnya justru akan menimbulkan masalah di mana adanya kebutuhan disiplin dan
control yang tidak aka nada garis finishnya.
Dengan
mengajak anak melalui pendekatan berpikir, anak diberikan kesempatan berpikir
dan mengambil keputusan mengenai masalah tersebut. Justru dengan cara ini akan
sangat efektif dan memberikan kesadaran pada anak didik kita sehingga akan
menghemat waktu untuk jangka panjang, mengurangi permasalahan dan anak akan
mulai berpikir menemukan cara nya untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
Kesimpulannya
adalah, sebagai Seorang guru kita harus antusias di dalam menciptakan suasana
kelas yang demokratis dan jauh dari mendominasi dan menggunakan otoritas kita
di dalam KBM. Model pengajaran yang menggunakan pendekatan Punishment dan Reward
justru akan menghambat anak untuk berkembang, sebaliknya kita jauhkan dua model
tersebut di atas sehingga pada akhirnya justru kita dapat membantu anak tumbuh
menjadi pembelajar dan orang yang baik di masa datang.
Download this article : Click here
Download this article : Click here
Adapted
and translated from:
The title : Discipline Is The Probelm - Not The Solution
Alfie Kohn
The title : Discipline Is The Probelm - Not The Solution
Alfie Kohn
I can't wait make a comment as it's really what I need it. Even though I've finished reading quantum teaching, but still hard enough to know what's the opinion of my sharing partner (kids) in practicing English if they don't tell it.
ReplyDeleteWe try to explain in detail learning process, especially I've taken before that we'd worked with expatriates. I try to make clarification the steps needed and the technique as simple ones. Besides that I give all samples the bad ones if we make conversation with them. Thus, I share some barricades or barriers that usually face by us. Most of them not correlated with grammar or tenses case but mentality.
According to above case we try to share with kids as we have conversation with expats. My reason is introducing the different environment and sense inside. As you see, we remind to them that don't think that expats have same cultural with us therefore we should have adopted their customs.
We try to introduce kids about foodstuff by sightseeing in ranch market (in mall) and what's their comments, I don't like vegetables. (Ha?) I really sad hearing that, as my plan to make garden salad truly failed, then. Another case, we go round around in e-walk (in mall) finding bule kidz, and suggest my sharing partner to make greet by saying "Hi", but none word spoken. Finally, I have to say to big bule, sorry that my sharing partner (kids)little bit shy to say something.
Actually, I share too that learning process is so so individual, and passion inside as one of the reasons, such as what's the benefit from it. For instance, by knowing English much better, we could read an English novel or something else. We could laugh due the scene of film as we knowing the sense and words being spoken by actor, not coz we read translation.
Ups, wish Om Almusto enjoy reading and checking my grammar. ha...3x (matur nuwun3x)
I do get mad due multiple intelligence of Bobby, thus choose pak Slim and Bill from Hernowo's, I called it derivative. And reminding my sharing partner (kids) about learning, you can take it or leave it, but already explain all consequences. Principe of what's the benefit for me.
Cheers from Tanah Sabrang.
postingan yang sangat bagus..
ReplyDeletesukses sellau buat anda