Masa anak-anak adalah periode emas(golden age) memperoleh input keterampilan Bahasa Inggris
10:40 AM
5 Comments
Bahasa Inggris akan sangat sulit
jika hanya di pelajari secara teoritis. Bahasa Inggris hanya sebagai text book. Bahasa Inggris sebenarnya
sangat strategis jika dimulai sejak masa kanak-kanak. Selain belajar Bahasa
Ibu, Bahasa daerah dan Bahasa Indonesia, anak sangat berpotensi untuk belajar
bahasa asing seperti Bahasa Inggris. Akan sangat bijaksana jika anak diberi
kesempatan untuk memperoleh kemampuan apa saja termasuk 3 bahasa di atas.
Belajar bahasa akan lebih mengena dan lebih cepat berkembang manakala anak
dibiasakan berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa tersebut di atas. Sebelum
anak mengenal bahasa tulis maka anak diperkenalkan dengan bahasa lisan dengan cara
mendengar, menirukan dan mengucapkan. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan
alamiah manusia. Pembiasaan dengan menggunakan bahasa baik Bahasa Indonesia,
Bahasa Jawa(Bahasa daerah yang lain), dan Bahasa Inggris memberikan peluang
anak untuk memiliki kemampuan multibahasa.
Siswa MTs dalam English speaking contest |
Kemampuan berbahasa Inggris menjadi
nilai plus bagi seseorang. Di dunia globalisasi sekarang ini di mana Bahasa
Inggris memegang peranan yang sangat penting. Bahasa Inggris yang dimulai dari
Sekolah lanjutan seperti SMP/MTs akan sangat terlambat sekali. Di SMP anak
belajar Bahasa Inggris yang pertama kali. Kesempatan menguasai komunikasi
Bahasa Inggris di masa ini tidak lebih baik dari masa golden age, yaitu masa kanak-kanak(pra-sekolah) dan sekolah dasar.
Di SMP anak kurang mendapatkan pembiasaan dan kesempatan untuk berkembang dan
berkomunikasi aktif menggunakan Bahasa Inggris. Di SMP Bahasa Inggris berkutat
masalah grammar, genre yang menyita
waktu untuk menulis. Selain itu di SMP tidak ada sarana yang mendukung belajar
Bahasa Inggris seperti English speaking area, English club dan guru kurang
komunikatif dalam arti mengajak anak berkomunikasi dan mendorong anak. Di SMP
anak tidak hanya fokus pada satu, dua atau tiga mata pelajaran akan tetapi anak
memiliki beban belajar yang banyak.
Berbeda dengan masa anak-anak,
mereka lebih siap menerima input dan stimulus-stimulus keterampilan berbahasa, including English skill. Dengan
membiasakan berkomunikasi meskipun dengan cara yang sederhana anak sedikit demi
sedikit akan mengenal dan menerima kemampuan bahasa. Belajar berbahasa secara
real dalam konteks sekitar anak-anak. Anak-anak terbiasa mendengar dan merespon
baik secara tindakan maupun secara lisan. Atmosphere seperti inilah sebenarnya
yang sangat membantu dan mendukung anak untuk berkembang menguasai keterampilan
Bahasa Inggris.
Di Indonesia memang Bahasa Inggris
statusnya Bahasa asing dan baru dipelajari dan diperkenalkan anak sejak Sekolah
lanjutan pertama(SMP/MTs). Karena kurikulum Bahasa Inggris hanya dimulai dari
tingkat ini. Jika di Sekolah dasar ada pembelajaran dan pengenalan Bahasa
Inggris sifatnya hanya muatan lokal. Tidak ada kurikulum Bahasa Inggris di SD
dan sedikit pengajar yang kompeten yang mengajar di SD. Akibatnya justru akan
merusak anak dan memberi negative image
anak terhadap Bahasa Inggris. Karena
anak tidak mendapatkan pembelajaran yang fun,
yang menyenangkan dengan metode yang tepat.
Jika Negara kita Indonesia tercinta
ingin berhasil maka kurikulum Bahasa Inggris di tingkat pra-sekolah dan sekolah
dasar harus ditangani dan dibenahi. Pemerintah harus merekrut guru-guru yang
berkompeten(Competent and professional
teachers). The right men on the right
place. Jika suatu bidang tidak ditangani
oleh pakarnya maka tunggulah kehancurannya. Bahasa Inggris tidak akan
pernah sukses jika dimulai sejak sekolah lanjutan. Masa yang paling strategis
adalah ketika masa kanak-kanak dengan dukungan kurikulum yang bagus dan tenaga
pengajar yang professional dan dengan pembiasaan baik di sekolah maupun di luar
sekolah maka ke depan Indonesia bisa dipastikan dapat menghasilkan
generasi-generasi yang memiliki kemampuan dan keterampilan Bahasa Inggris aktif
yang akan sangat beguna ketika anak memasuki sekolah lanjutan, perguruan tinggi
dan ketika terjun di dunia yang sesungguhnya yang penuh dengan persaingan dan
tantangan global.
IMO Tiggal seberapa jauh kita butuh keterampilan bahasa Inggris. Jika dikaitkan dengan skill speaking dan listening? seberapa sering kita menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan sekitar? Kesempatan begitu kecil, berbanding lurus dengan kebutuhan. Posisi sebagai foreign languange tentu akan seperti ini. Jadi IMO sebenarnya kita tidak begitu memerlukan keterampilan speaking, sedang untuk reading, dalam rangka memperoleh pengetahuan dimana buku-buku bagus di tulis dalam bahasa Inggris maka reading lebih dibutuhkan. Dan tak perlu khawatir karena beberapa studi mengatakan baik young learner maupun adult learner memiliki kesempatan yang sama dalam menguasasi b.inggris. Jika anak Belajar lewat badannya, meniru, adult belajar dengan kepalanya, berfikir.
ReplyDeleteKeadaan tidak akan berubah dan kemampuan Bahasa Inggris di Indonesia akan statis. seterusnya akan seperti itu kemampuan Bahasa Inggris pasif. Kesempatan untuk English exposure sedikit.
ReplyDeleteJika Indonesia menginginkan sukses Bahasa Inggris nya maka harus berani melakukan perubahan besar(revolusi. Kita dapat belajar dari negara Malaysia, Singapura dan India.
ReplyDeleteKesempatan, lingkungan yang mendukung bagi penguasaan Bahasa Inggris perlu diciptakan. sejatinya belajar Bahasa Inggris adalah supaya kita dapat menggunakannya untuk berkomunikasi bukan teori semata...
ReplyDeleteMemang menurt pnelitian baik adult maupun young learner sama2 memiliki ksmpatn yg sama dalm bljar B. Inggris, namun dg start awal masa golden age dgn memberikan support dan lingkungn yg mndkung akan lbh baik daripda start di skolah lnjtan dan masa adult period.
ReplyDelete