KURIKULUM BARU DI INDONESIA DI TAHUN AJARAN 2013/2014 : TIDAK AKAN ADA LAGI MULOK BAHASA INGGRIS DI SD
8:46 PM
27 Comments
Rencananya
pemerintah akan memberlakukan kurikulum baru yang akan diberlakukan pada
tahun ajaran 2013/2014. Di dalam kurikulum ini, mata pelajaran di tiap jenjang
pendidikan disederhanakan alasannya adalah menyesuaikan dengan pola pikir anak
di masing-masing jenjang pendidikan tersebut. Misalkan untuk mata pelajaran di
SD yang tadinya 11 mata pelajaran yang terdiri dari: Agama, PKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Penjas Orkes, SBK, Mulok Propinsi, mulok Kabupaten/sekolah
akan disederhanakan dan dipangkas menjadi 7 Mata pelajaran yaitu: Agama, Bahasa
Indonesia, Matematika, Kesenian, Penjas Orkes dan Pengetahuan umum(gabungan IPA
dan IPS).
( http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/10/03/200790/16/Pelajaran-SD-Disederhanakan-)
(
Berkaitan
dengan rencana pemerintah tersebut, praktis mulai tahun ajaran mendatang Bahasa
Inggris di Sekolah Dasar tidak diajarkan lagi karena memang pemerintah sudah
memangkas pelajaran mulok baik mulok propinsi, kabupaten maupun sekolah.
Dari
KBK menjadi KTSP dan dari KTSP entah apa lagi namanya mulai tahun ajaran
mendatang. Begitu seenaknya diganti-ganti. Yang ini belum klir ganti lagi dan
ganti lagi. Bukannya hasil maksimal yang didapatkan justru kebingungan dan
perlu adaptasi lagi.
Perubahan
kurikulum jelas memberikan dampak yang besar terutama bagi para guru mulok yang
sudah mengajar di SD selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun terakhir. Dulu pemerintah
menganjurkan untuk mengajarkan mulok pilihan yaitu Bahasa inggris. karena
memang guru kelas sebagian besar tidak mampu mengampu pelajaran Bahasa Inggris
maka pihak sekolah berinisiatif mengangkat guru pengabdian di SD untuk mengajar
mulok Bahasa Inggris. Namun dengan seenaknya pemerintah mengganti dan merubah
kurikulum yang ada yang justru merugikan guru mulok terutama mulok Bahasa
Inggris. Untuk Tahun ajaran Baru mendatang logikanya guru mulok sudah tidak
dapat lagi mengajar di SD karena sudah tidak ada lagi kurikulumnya. Kebutuhan guru
di SD untuk tahun ajaran dengan kurikulum baru hanya terdiri dari guru kelas,
guru agama, guru penjas orkes ditambah guru kesenian, untuk guru mulok sudah
tidak mempunyai tempat lagi.
Sudah
berapa banyak dan sudah berapa lama tenaga guru terutama guru mulok yang sudah
mengabdikan dirinya pada negara untuk mengajarkan kepada anak-anak, kemudian
akhirnya disingkirkan begitu saja. Tiada mendapat apresiasi. Banyak dari
guru-guru yang mengabdi di SD yang mengajar mulok seperti Bahasa Inggris sudah
banyak yang masuk Kategori II pengangkatan. Namun dengan tidak adanya peraturan
yang jelas terutama guru Bahasa Inggris di SD kemudian ditambah dengan akan
adanya perubahan kurikulum menjelang tahun ajaran mendatang yang praktis sudah
tidak ada lagi mulok seperti Bahasa Inggris memberikan kabar yang begitu
menyedihkan. Sudah tidak ada lagi harapan bagi guru Bahasa Inggris di SD. Di Kabupaten Pekalongan contohnya sudah tidak
ada lagi mulok Bahasa Inggris, di tahun ajaran yang baru semua daerah di
seluruh Indonesia akan mengikuti jejak Kabupaten Pekalongan yang sudah lebih
dahulu men-delete mulok Bahasa Inggris.
waduh. sy jg gr b inggris nih. tr gmn nh? sy ngajar di slh satu sd di temanggung.y mg aj msh te2p diadain. dh ngjr sejak 2005 mpe skrg.
ReplyDeleteSaya turut prihatin kaleh njenengan bu, sudah mengabdi lama di SD. Semoga saja Pemerintah akan peduli pada kita-kita yang sudah mengabdi lama.
ReplyDeleteSebenarnya bahasa Inggris untuk SD selain tidak begitu diperlukan juga memberatkan bagi siswa. Namun pengenalan bahasa Inggris untuk mereka sah2 saja.
ReplyDeleteMenaggapi postingan pak Almusto saya mendapat ide, bagaimana supaya bahasa Inggris tetap ada namun dalam bentuk Ekstrakurikuler, bapak tetap bisa mengenalkan bahasa Inggris untuk mereka bukan? :)
Terima kasih atas commennya. Kalau menurut saya pribadi belajar Bahasa itu akan lebih baik jika diperkenalkan sedini mungkin. Bukankah dulu sewaktu kita lahir kita tidak tahu apa2 dan orang tua serta lingkunganlah yang mengajarkan kepada kita. di SD sebetulnya strategis dan cocok cuma yang menjadi kendala adalah kurikulum dan tenaga yang mumpuni. selama ini yang mengajar di SD adalah mereka kebanyakan tenaga yang tidak kompeten sehingga pembelajarn Bahasa Inggris terasa sulit padahal jika diajar oleh yang dari latar belakang B ingg lain lagi ceritanya. Bahasa Inggris akan hidup dan enjoy learning. Ya itulah jalan satu satunya menjadi ekstra kurikuler setelah kurikulum baru diimplementasikan. Yang jadi masalah terbesar dan terberat adalah mau dikemanakan guru-guru wiyata bhakti yang sudah mengabdi lama bahkan mereka ada yang sudah masuk kategori dua. Sama sekali Pemerintah tidak peduli dan menurut saya pribadi kurang manusiawi karena sekarang ini nasib mereka sedang dalam kebingungan. Pemerintah sama sekali tidak memberikan apresiasi pada mereka yang selama ini dalam dekade terkhir sudah berjuang mendidik generasi muda bangsa tingkat sekolah dasar..How can the Government push them aside?
ReplyDeleteIya pak, saya mengerti. Namun belajar bahasa asing adalah berbeda dengan mempelajari bahasa Ibu. Apalagi posisi bahasa Inggris saat ini hanya sebagai bahasa asing dimana penggunaanya masih sangat terbatas. Adapun penundaan belajar bagi siswa SD sendiri adalah untuk memberi kesempatan mereka mempelajari bahasa Indonesia terlebih dahulu agar terbentuk kemampuan bahasa yang mumpuni baru kemudian belajar bahasa asing lainnya. Selain itu untuk mengurangi kebingungan siswa khususnya SD yang baru saja belajar membaca, saat belajar bahasa asing mereka mendapat lagi pola bahasa baru sedang ia masih belajar bahasa Indonesia (membaca). Ini merupakan pandangan saya, tentunya bapak lebih tahu karena bapak telah terjun langsung. Apabila memang proses belajar bisa diterima oleh siswa dengan baik, maka hal itu sah2 saja, karena batasan dalam mempelajari suatu bahasa bisa dimulai kapan saja. Baik young learner maupun adult learner memiliki kesempatan yang sama dalam usaha menguasai sebuah bahasa.
ReplyDeleteMenaggapi nasib para guru tersebut, Kemendikbud memang masih punya banyak PR. Tentunya mereka harus sadar akan resiko2 yang bakal terjadi dari setiap keputusan (dlm hal ini pergantian kurikulum). Saya hanya bisa berharap pada bapak2 dan Ibu2 guru sekalian jangalan kalian patah arang karena yang kalian hadapi (didik) saat ini adalah generasi muda penerus bangsa. Mungkin bapak2 dan Ibu2 luput dari perhatian pemerintah, tapi yakinlah Allah tidak buta. Allah tahu sejauh mana bapak2 dan Ibu2 telah berjuang, sekecil apapun pasti ada nilainya. Semoga Allah memberikan hasil terbaik Amiin :)
ya alloh seperti terpukul hati aku.... rasa sayang ku pada anak sanak sd di bidang materi ini membuatku banyak mencari metode ngajar anak sd trs akan disingkirkan begitu saja? moga tidak jadi ya teman teman
ReplyDeletemenurut saya pelajaran bahasa inggris tidak akan memberatkan anak usia sd selama metode yang di gunakan guru juga menyenangkan... pelajaran apapun juga memberatkan anak usia sd jikametode yang digunakan gurunya tidak menarik membosankan dan menegangkan... bukan begitu... teman teman
ReplyDeleteSangat disayangkan jika penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dilatarbelakangi bahwa Bahasa Inggris di tingkat Sekolah dasar hanya membebani mereka anak didik. Alasan ini sangat bertentangan sekali dengan pendapat penulis, karena menurut penulis Bahasa Inggris sebenarnya sangat strategis sekali jika diajarkan sejak dini. Anak akan lebih mudah dalam menerima input keterampilan bahasa. Pengajaran Bahasa memang terasa memberatkan ketika kurikulum yang confusing tanpa visi yang jelas. Guru yang incompetent yang miskin metode pengajaran, guru yang kurang komunikatif dalam Bahasa Inggris. Salah besar jika Bahasa Inggris tidak cocok diajarkan kepada anak kelas 1 dan 2 SD. Yang mengatakan seperti itu adalah mereka yang mengajar secara konvensional, miskin metode pengajaran sehingga Belajar Bahasa Inggris terkesan susah dan memberatkan. Sebetulnya pengajaran Bahasa Inggris untuk kelas rendah membutuhkan sosok guru yang kompeten, yang memiliki basic Pendidikan Bahasa Inggris, memiliki kemampuan Bahasa Inggris aktif dan komunikatif. Pengajaran Bahasa Inggris untuk anak kelas rendah memang menekankan pada Bahasa lisan, yaitu Speaking dan listening. Akan tetapi yang sudah berjalan di sekolah-sekolah sangat memprihatinkan sekali sehingga secara umum Bahasa Inggris terkesan sulit, membebankan dan hanya mengganggu anak di dalam calistung, mengganggu belajar Bahasa Indonesia.
ReplyDeleteMenurut saya lebih baik tetap diadakan utk menambah pengetahuan anak,toh nanti jika sudah smp juga berguna. Tapi materi nya saja yg harus diperbaiki,misalnya pengenalan angka dan huruf dlm bhsa inggris,maksimal kata dasar anggota tubuh dan lingkungan sekitar saja,gak perlu sampai tenses atau grammar,terlalu berat untuk anak sd. Kasihan....
ReplyDeleteKemudian guru honorer bhsa inggris bisa melanjutkan perjuangan karir,selain perjuangan memerangi kebodohan. Amin.......
waah,masa ditiadakan,. saya baru calon pengajar bahasa inggris, gmana ini...
ReplyDeleteiya, menurut saya pribadi c sangat penting bagi anak usia dini pengenalan bahasa asing, otak~a masih fresh. .
kenapa harus dihapus??
ReplyDeleteUntuk tahun2 kedepan Bahasa Inggris menurut saya akan diperlukan. Kalau tidak diperkenalkan sejak dini, lalu mulai kapan si anak akan mengenal bahasa asing? Yang ada akan lebih memberatkan.
Model dan metodenya sebaiknya diperhatikan. Siswa merasa terbebani karena si guru kurang mengemas materi dengan baik. Cara penyampaiannya bisa jadi salah satu penyebabnya.
Jadi, yang harus di hapus bukan mulok bahasa inggrisnya,tetapi cara konvensional yang diberikan guru kepada siswa :)
Saya sependapat dengan anda mbk. Selama ini Bahasa Inggris terasa memberatkan di SD karena cara penyampaian/metodenya yang asal-asalan. ya karena memang Bahasa Inggris di SD hanya sebagai mulok sehingga tidak begitu penting dan pengajarannya seadanya, bahkan yang mengajar kebanyakan mereka yang tidak berkompeten..finally Bahasa Inggris di SD kesannya memberatkan anak dan dianggap gagal..then Bahasa Inggris di SD is going to be removed..
ReplyDeleteMemang betul Bahasa Inggris akan lebih baik jika diajarkan sedini mungkin layaknya belajar bahasa Ibu...anak secara alamiah belajar bahasa dari orang tuanya dan masyarakat sekitarnya.. konsep belajar Bahasa Inggris sama dengan belajar Bahasa ibu, dimana kita dapat memfasilitasi dan mendorong anak belajar Bahasa,yang jelas tidak memberatkan anak dengan metode yang tepat..
ReplyDeleteApabila bahasa Inggris dihapuskan, yang jelas berdampak langsung pada nasib guru Bahasa Inggris yang berstatus bukan PNS. Mereka (Guru-guru Bahasa Inggris GTT / GTY) sudah bertahun-tahun mengajar dan sekuat tenaga mendidik anak-anak didiknya supaya menjadi generasi yang berkualitas kompetensinya dan kepribadiannya. Namun sayang, keberadaan guru-guru Bahasa Inggris tidak diperhatikan. Bagaimana kelanjutan nasib semua guru Bahasa Inggris yang bukan PNS di Sekolah Dasar ketika kurikulum 2013 diberlakukan? Pemerintah jangan sampai lepas tangan, mau dikemanakan nasib semua guru GTT (GTY) Dibiarkan menganggur begitu saja atau bagaimana?
ReplyDeleteSeharusnya Pemerintah mengambil sikap dan tindakan yang bijaksana terkait dengan eksistensi Guru Bahasa Inggris di SD yang selama ini membantu mengajar di SD, namun fakta yang ada sampai sekarang Pemerintah diam tiada peduli, PGRI yang menjadi lembaga pelindung para guru juga tiada ambil tindakan kongkret.. padahal guru-guru Bahasa Inggris di SD bagaimanapun adalah guru anggota PGRI.., PGRI oh PGRI..
ReplyDeletebpk ibu sekalian, jika ingin melihat HASIL uji publik kurikulum 2013 silahkan kunjungi HASIL uji publik kurikulum 2013
ReplyDeleteMakasih atas infonya mas...
ReplyDeleteseenaknya aja menghapus bhs inggris tak berperasaan ,,,,,,,,,,semoga Tuhan mengampuni kamu yg telah berhianat terhadap kami guru guru bhs inggris.
ReplyDeleteSemoga kita diberi jalan rezeki yang banyak...rezeki Allah masih menanti kita....jangan putus semangat...ok
ReplyDeleteklw menurt saya,... seblum org itu terjun ke lapngan sebaiknya pihak sekolah memberikan pre teaching kpda pengajr apbila dia bgus dlm mengajar bru kta tugs kan merka di sekolah2 jgn guru yg tdk berkompeten yg mengajar......
ReplyDeleteBahasa Inggris hanya pelajaran mulok atau ekstra saja dan jelas dipandang sebelah mata...makanya tidak terlalu disikapi serius sehingga yang mengajar asal-asalan...dan yang ada sekarang ini sangat memprihatinkan ada semacam mal teaching...
ReplyDeletebyk guru yg sdh lulus sertifikasi bhs inggris dan bhs daerah non pns dijenjang MI,,gak tahu jg besok ini nasibnya,,,
ReplyDeleteTetap berdoa friends semoga ke depan masih dipertimbangkan
ReplyDeletemakin gak jelas aja nih pemerintah, bagaimana anak-anak negeri kita bersaing dengan dunia internasional kalau bahasa inggris aja tidak tahu. orang kota yang punya uang bisa menyekolahkan anak mereka bahkan disekolah-sekolah bilingual sementara orang kampung tidak mengenal bahasa inggris sama sekali. salah besar kalau bahasa inggris di sd tidak bermanfaat. kemampuan bahasa inggris justru dimulai dari anak-anak, karena disitulah anak-anak mampu melafalkan bahasa inggris dengan fasih. setelah dewasa belajar bahasa inggris susah sekali saya mengalami mengajar bahasa inggris orang dewasa yang ketika anak-anak tidak mempunyai basik pelajaran bahasa inggris. manfaat buah dan sayur!
ReplyDeleteSaya sangat sependapat dengan anda mas, Di mana Bahasa Inggris itu perlu diperkenalkan kepada anak-anak akan tetapi perlu saya garis bawahi, bahwa Yang mengajar harus yang punya basic Bahasa Inggris, karena mereka lebih memahami dan memiliki pengalaman dan metode yang bagus karena memang mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak harus menyenangkan dan tidak membebani anak-anak.. yang ada selama ini Bahasa Inggris diperkenalkan dengan asal-asalah dan tidak ditangani tenaga yang mumpuni sehingga terkesan seperti gagal dan justru membebani anak-anak.. Salam kenal mas
Deletemengecewakan....
ReplyDeletePositive thinking alias husnudzon friend.. Semangat..
Delete