Siapakah yang patut disebut pahlawan tanpa tanda jasa? Jawabnya Guru Wiyata Bhakti
12:03 AM
6 Comments
Guru
wiyata bhakti atau guru pengabdian juga merupakan guru yang memiliki kontribusi
besar bagi dunia pendidikan. Rata-rata mereka adalah tenaga pengajar muda yang
memiliki potensi yang luar biasa. Berbicara mengenai tugas dan tanggung jawab
antara guru yang sudah PNS dengan guru wiyata bhakti adalah sama. Tidak ada
perbedaan diantara keduanya. Dua-duanya sama sama mengajar dan mencerdaskan
anak bangsa dan dengan jam mengajar yang sama. Praktis tidak ada perbedaan yang
mencolok.
Yang
menjadi persoalan serius dan sangat memprihatinkan adalah honor atau gaji
antara guru PNS dengan guru pengabdian. Guru pengabidan honornya kurang lebih
1/30 dari gaji PNS. Guru wiyata bhakti juga tidak lebih baik dari buruh pabrik.
Gaji buruh pabrik sudah mencapai UMR. Honor guru pengabdian sangat disayangkan
bila dibandingkan dengan buruh pabrik 1/8 nya. Gap yang sangat lebar sekali
antara guru PNS dengan guru pengabdian/wiyata bhakti. Logikanya adalah dengan
kewajiban sama akan mendapatkan imbalan atau hak yang sama pula. Logika tidak
berlaku. Jangankan untuk menggaji atau memberi imbalan sama dengan gaji guru
PNS, menggaji UMR saja negara belum mampu.
Di
saat guru-guru pengabdian yang secara ekonomi memprihatinkan karena honor
sebulan sama dengan honor seminggu atau sehari, Pemerintah mencetuskan adanya
sertifikasi dan non sertifikasi. Gaji PNS perbulan ditambah dengan gaji ke 13,
sertifikasi dan non sertifikasi dan tunjangan lainnya. Sedangkan apa yang bisa
diharapkan dari seorang guru pengabdian. Betapa guru pengabdian tidak diperjuangkan.
Pemerintah justru terlalu mementingkan guru PNS yang notabene setiap bulan
sudah mendapat gaji pokok. Banyak tunjangan yang didapatkan oleh guru PNS.
tetapi sama sekali tidak memikirkan guru-guru wiyata bhakti yang sama-sama
berjuang mencerdaskan generasi bangsa. Guru-guru pengabdian lulusan sarjana
tidak lebih baik daripada buruh pabrik yang hanya lulusan Sekolah Dasar. Guru
Sarjana tenaga yang punya kompetensi dihargai sangat tidak layak. Di negara
kita memang apresiasinya sangat kurang sekali.
Coba
jika kita lihat di sekolah sekolah justru tenaga-tanaga muda memiliki
kelebihan dan potensi yang memberi kontribusi besar bagi sekolah tempat mereka
mengajar. Bila ada tugas-tugas tertentu biasanya tenaga muda yang masih
mengabdilah biasanya yang disuruh mewakili. Kita lihat pada setiap even lomba
seperti siaga, LCC, Siswa berprestasi dan lainnya justru tenaga-tenaga wiyata
bhaktilah yang selalu berada di urutan depan. Dan tentunya merekalah yang lebih
melek dunia IT dan komputer.
Namun
sama sekali tidak ada apresiasi baik dari sekolah tempat mengajar maupun dari
pemerintah, di saat guru-guru wiyata bhakti yang serba kesulitan masalah ekonominya
justru pemerintah lagi-lagi memberi tambahan kesejahteraan bagi guru PNS. Bukankah
guru wiyata bhakti atau guru pengabdian dengan tanggung jawab yang sama dengan
PNS. Lalu siapakah yang sebenarnya patut mendapat predikat pahlawan tanpa tanda
jasa yang sesungguhnya? Who are the real
heros without merit? Jawabnya adalah Guru wiyata bhakti.
selain guru yang layak di sebut pahlawan tanpa tanda jasa, ibu saya juga termasuk ya sobat,hhehehheh...
ReplyDeletenice share, oy ada yang mau kenalan nivh pak guru...:)
i like your blog, full of information and education... nice to know you
ReplyDeleteMakasih Mas Goyang patah2 atas kunjungannya. Yupz betul. siapa ya njenengan npo ingkang badhe kenalan heheheh
ReplyDeleteThanks for coming here. It's nice to know you too friend
ReplyDeleteWah, sekalinya berkunjung langsung dapat suguhan "tanda jasa". Tanda jasa lebih tepat diartikan sebagai imbalan atau kasarnya adalah uang. Jadi, pahlawan tanpa uang. Dan tepat sekali jika "lencana" itu disematkan pada mereka rekan-rekan wiyata bakti .... :D
ReplyDeleteMaksih bu DIni sudah menyempatkan waktu datang ke gubug saya. nice comment
ReplyDelete