VOCABULARY VS COMMUNICATIVE BASED LEARNING
6:53 AM
Add Comment
Menurut Penulis, pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia khususnya di sekolah dasar beorientasi atau bertujuan pada dua hal yaitu tujuan pencapaian vocabulary dan tujuan komunikatif. penulis selanjutnya memberi istilah Vocabulary-based learning dan communicative-based-learning.Vocabulary
based leaning adalah model pembelajaran/pengajaran Bahasa Inggris yang
berorientasi pada penguasaan atau lebih ditekankan pada perbendaharaan
kata(Vocabulary). Sedangkan Communicative based learning adalah model
pembelajaran/pengajaran Bahasa Inggris yang berorientasi/menekankan pada
penguasaan Bahasa Inggris aktif untuk tujuan komunikasi.
Menurut
penulis, pembelajaran dan pengajaran Bahasa Inggris di SD yang sudah berjalan
selama ini menganut model/pendekatan Vocabulary-based-learning. Guru memberikan
materi dan mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak didiknya sebagian besar
berorientasi pada perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris atau lebih
mementingkan penguasaan vocabulary. Anak dikatakan telah berhasil apabila ia
telah menguasai vocabulary dan dia dapat menjawab pertanyaan secara tertulis
dengan benar.
Aktifitas
pembelajaran lebih kepada repeat after the teacher atau guru mengucapkan murid
menirukan. Memang benar anak telah belajar dua aspek sekaligus yaitu aspek
listening dan speaking akan tetapi ini lebih dimaksudkan kaitannya dengan
penguasaan vocabulary. Selanjutnya Guru menuliskan vocabulary tadi kepada
anak-anak didiknya. Untuk melatih anak mengenal dan hafa tulisan /kosakata
tersebut guru memberikan latihan soal berkaitan dengan penguasaan
vocabulary(ditinjau dari tulisan). Contoh latihan soal vocabulary seperti :
Menyusun huruf-huruf acak menjadi kata/vocab yang sedang dipelajari, menemukan
kata dalam kotak yang berisi huruf acak, menjodohkan/matching, melengkapi huruf
yang hilang(missing letters), rewrite atau menulis ulang dan sebagainya. Aktifitas-aktifitas
tersebut lebih kepada kemampuan menulis (writing) yang mengarah pada penguasaan
vocabulary.
Adapun
aktifitas lain yaitu reading. Biasanya guru memberikan contoh atau membacakan
suatu teks bacaan sederhana dalam Bahasa Inggris. selanjutnya murid menirukan
dan membaca teks bacaan tersebut. Aktifitas reading ini juga di dalamnya lebih
mengarah pada translation yang tidak jauh berbeda dengan aktifitas yang
mengarah kepada vocabury. Kegiatan reading ini pada akhirnya diakhiri dengan
questions atau pertanyaan berdasarkan pada teks bacaan atau dalam bentuk true
or false statement.
Model
pengajaran seperti di ataslah yang selama ini mewarnai pengajaran dan
pembelajaran Bahasa Inggris di tanah air yang sudah berjalan turun temurun
terutama di tingkat sekolah dasar. Pembelajaran lebih ditekankan pada
penguasaan dan pengenalan vocabulary. Biasanya output yang dihasilkan lebih
kepada pengetahuan(kognitif). Vocab-based-learning ini kurang dapat menguasai
Bahasa Inggris untuk tujuan komunikatif. Para siswa kurang memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Ranah afektif dan psikomotorik sangat
sedikit di dalam model pembelajaran yang menganut pada
vocabulary-based-learning. Padahal kalau kita mengacu pada tujuan pembelajaran
Bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar adalah untuk tujuan Bahasa Inggris
sebagai kemampuan performatif artinya setelah mempelajari Bahasa Inggris pada
tingkat ini siswa dapat memiliki kompetensi bekomunikasi dalam Bahasa Inggris
secara sederhana dalam konteks sekolah dan lingkungan sekitar.
Berbeda
dengan model pembelajaran yang bebasis pada communicative-based learning. Dengan
model pembelajaran ini para siswa didorong aktif berkomunikasi dalam Bahasa
Inggris. Bahasa berfungsi sebagai penyerta tindakan(Language Accompanying
Action). seperti yang telah dirumuskan dan dianjurkan oleh kurikulum. Ini menuntut
guru untuk aktif dalam menggunakan Bahasa Inggris. seorang guru yang mengajar
Bahasa Inggris berusaha mendorong dan menyemangati siswa di dalam pembelajaran
di kelas. The beginning is hard, it’s difficult to get started but it will
smoothly run then, awalnya memang perlu adaptasi dan susah akan tetapi
selanjutnya pembelajaran Bahasa Inggris akan menjadi hidup. Dalam pembelajarannya,
guru selain menggunakan bahasa ibu(bahasa Indonesia)juga lebih sering
menggunakan Bahasa Inggris. setiap aktifitas di kelas Bahasa Inggris lebih
digunakan karena Bahasa pada prinsipnya memang
untuk diterapkan dalam percakapan real di dalam kehidupan sehari-hari/di kelas.
Model pembelajaran seperti ini bisa dikatakan juga dengan scaffolding talk
yaitu guru membiasakan anak dengan ucapan dan ungkapan dalam Bahasa Inggris
sehingga anak secara tidak langsung diajak real dalam berkomunikasi dalam Bahasa
Inggris.
0 Response to "VOCABULARY VS COMMUNICATIVE BASED LEARNING"
Post a Comment
Maturnuwun geh sampun komentar ten blog kulo