-->

Guru demokratis dambaan anak didik

Mengajar bukan sesuatu yang mudah juga bukan sesuatu yang sulit. Seorang guru merupakan suatu figure yang penting bagi suatu proses belajar mengajar. Di tangan guru inilah akan ke mana suatu pembelajaran diarahkan. Kegiatan belajar mengajar yang berjalan selama ini menurut penulis terlalu menekan anak dimana ini justru tidak memberikan atmosphere yang menyenangkan bagi anak didik. Bukannya anak didik berkembang dan menikmati setiap pengajaran oleh seorang guru justru yang didapat adalah keadaan yang tertekan.

Yayasan Darul Hikmah Sengon Subah
Kampus I MTs Darul Hikmah yang nyaman


Kenapa penulis mengatakan seperti itu? Yang jelas model guru yang terlalu mendominasi, yang terlalu menggunakan otoritasnya sebagai guru, dia merasa kuat merasa serba bisa dan setiap saat dapat membentak, menyalahkan anak didik yang melakukan kesalahan. Di dalam pengajarannya dia terlalu ketat, terlalu formal. Pengajaran yang sifatnya hanya satu arah tiada memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk berbicara lebih jauh, berkreasi.  Selain itu guru tersebut di dalam mengajarnya terlalu pakem hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan saja. Jadi di dalam mengajar itu seorang guru seharusnya dapat memberikan suasana yang nyaman bagi anak. Guru menjadi pengayom bagi anak. Guru bersahabat pada anak didik. Bukankah anak didik itu bukan robot bukan manusia dewasa kecil yang dengan seenaknya kita perlakukan sesukanya. Cara yang terlalu keras kepada anak justru akan mematikan kreatifitas anak. Apa yang disampaikan oleh guru justru tidak akan masuk manakala seorang guru mengajar dengan keras tanpa memperhatikan suasana kelas yang menyenangkan dan nyaman bagi anak.

Suasana demokratis dan menyenangkan perlu diterapkan oleh seorang guru yang ingin berhasil. Di dalam kelas seorang guru dapat berperan sebagai orang tua di kelas, sebagai pentranfer ilmu pengetahuan, sebagai hakim, sebagai pengayom, dan siap menjadi penampung setiap permasalahan anak didik yang dapat dipecahkan. Guru juga sebagai motivator bagi anak. Guru yang keras dan terlalu menggunakan otoritasnya di kelas hanya akan dibenci anak didiknya, setiap kedatangan dan kehadirannya tidak memberi kenyamanan pada mereka. Justru mereka tidak mengharapkannya. Apakah model guru seperti ini akan dipertahankan terus.


Guru yang demokratis akan lebih disukai anak didik dan ini juga memberikan result yang maksimal bagi prestasi anak-anak didiknya daripada figure guru yang keras dan dibenci anak didik. Guru yang demokratis bukan berarti guru yang lebay, guru yang tidak tegas. Guru yang fleksibel di dalam memberikan suasana kelas yang menyenangkan, kelas yang menjadi rumah kedua bagi anak didiknya selain di rumah. Be a good teacher for your students.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

4 Responses to "Guru demokratis dambaan anak didik"

  1. Ha3x...your article remind me that learning process not such pouring water to the glass but pouring water to the seed...

    Ups...multiple intelligence, SAVI, self digesting, bu slim n pak bill, mind mapping and so on.....years ago....

    ReplyDelete
  2. That's right pals, Welcome back to my blog again to comment... after long long time without visiting here...

    ReplyDelete
  3. Ha3x we learn real conversation in ahok.org, coz much visitor come to Jokowi-Ahok office. Wish you try to make an article due online learning, real discussion. He3x... we learn little bit singlish in it.

    ReplyDelete

Maturnuwun geh sampun komentar ten blog kulo

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel